Tim PPLH IPB Berikan Alternatif Pengelolaan Situ/Waduk di DKI Jakarta

Tim PPLH IPB Berikan Alternatif Pengelolaan Situ/Waduk di DKI Jakarta

Selasa (23/8), Tim PPLH IPB yang terdiri dari Dr. Zaenal Abidin, M.Sc (Ketua Tim) didampingi oleh anggota tim yaitu Setyo P. Nugroho, M.Si, Riski Meidiza, S.P, Gilang Munggaran, M.Si, dan Bagus A Utomo S.Pi melakukan pemantauan ke situ/waduk di DKI Jakarta yang masuk dalam kategori prioritas pengelolaan. Tim disambut oleh Ibu Rahmawati, M.Si selaku Kasie Pemantauan Kualitas Lingkungan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta, Ibu Martha Solinda, dan Bapak Arnold juga dari Seksi Pemantauan Lingkungan Hidup serta kru Tim UPK Badan Air DKI Jakarta. Situ/Waduk yang menjadi fokus dalam peninjauan kali ini yaitu Situ Rawa Badung dan Situ Bea Cukai yang berdekatan dengan kawasan pemukiman. Sebagai perbandingan, tim juga melakukan pemantauan di Situ Rawa Gelam yang masuk dalam areal pengelolaan Kawasan Industri Pulo Gadung (Jakarta Industrial Estate Pulogadung-JIEP).

Dari hasil pemantauan ini, tim melakukan identifikasi jenis sumber pencemar yang mungkin masuk ke dalam badan air, mengamati secara visual kondisi badan air situ dan lokasi timbulan sampah di sekitar situ/waduk yang berpotensi sebagai bahan pencemar lingkungan perairan. Keberadaan timbulan sampah yang masuk ke situ/waduk mempercepat proses pendangkalan, menyumbat saluran air masuk (inlet) dan air keluar (outlet).

Kegiatan yang dilakukan pada kesempatan ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan pemantauan situ/waduk di DKI Jakarta yang sedang memasuki tahap akhir. Sebelumnya, tim survei telah melaksanakan pemantauan sebanyak 2 periode pengamatan yang mewakili musim hujan dan kemarau. Kegiatan yang dilakukan meliputi analisis parameter fisika, kimia, dan biologi. Pengukuran parameter perairan yang diukur secara insitu di antaranya meliputi level kecerahan, kekeruhan, suhu, dan kandungan oksigen terlarut. Parameter kimia perairan meliputi kandungan oksigen untuk oksidasi secara kimiawi (COD), kandungan kebutuhan oksigen untuk oksidasi secara biologis (BOD), level kesuburan perairan, hingga analisis logam berat (heavy metal).  Parameter biologi yang di analisis yaitu kandungan bakteri koli dan klorofil-a.

Ketua Tim Dr. Zaenal Abidin juga berdiskusi secara intensif dengan Ibu Rahmawati, terkait dengan kemungkinan pelaksanaan pilot project penelitian mengenai pengolahan air danau menjadi air baku yang layak untuk dimanfaatkan hingga upaya pemutakhiran metode monitoring situ/waduk di DKI Jakarta. Ibu Rahmawati menyambut baik insiatif dari Ketua Tim untuk melaksanakan hal tersebut. “Pada dasarnya kami mendukung, senang sekali bisa berkolaborasi dengan tim dari PPLH IPB, kami memang membutuhkan sharing keilmuan dari akademisi”, ungkap Ibu Rahmawati.

Dalam kunjungan ke situ/waduk prioritas, juga dilakukan diskusi mengenai hal-hal apa saja yang perlu dilakukan untuk melakukan penanganan terhadap buruknya kualitas perairan situ/waduk di DKI Jakarta. “Sebagai contoh, kita mengajukan uji coba metode penyekatan/filter berlapis pada area inlet menggunakan arang aktif, pemanfaatan lumpur dari pengerukan situ/waduk untuk kebutuhan pembuatan batako, serta treatment pemulihan kualitas air menggunakan tanaman terapung untuk menyerap bahan organik berlebih pada badan perairan”. Papar Dr. Zaenal.

Dr. Zaenal juga berharap adanya dukungan dari sekolah baik dari TK, SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi yang berlokasi di sekitar situ/waduk untuk mempromosikan edukasi budaya menjaga kebersihan lingkungan sekitar perairan untuk mendukung pemulihan lingkungan. “Jadi, akan lebih mudah kalau ada kesadaran dari lingkungan pendidikan yang terdekat dengan lokasi situ/waduk untuk terlibat menjaga kebersihan. Jadi, ini akan menjadi kebiasaan kolektif yang baik nantinya”, tambahnya.

Secara SDGs, kegiatan kali ini memiliki muatan tujuan SDGs poin ketiga yaitu memastikan kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan bagi semua orang di segala usia. Perbaikan kualitas lingkungan situ/waduk ini diharapkan akan mendukung poin SDGs yang berkaitan dengan peningkatan kualitas hidup masyarakat khususnya di DKI Jakarta pada semua kelompok usia ini. Hal ini juga sejalan dengan poin SDGs keempat yaitu  tujuan memastikan pendidikan berkualitas yang inklusif dan adil serta mempromosikan kesempatan belajar sepanjang hayat bagi semua. Dimana, adanya muatan pembelajaran yang berkaitan dengan pengelolaan kebersihan sekitar situ/waduk yang melibatkan semua kelompok umur dengan berbagai level pendidikan yang ada. Tentunya, hal ini juga melibatkan gender baik laki-laki atau perempuan yang terlibat, dalam hal ini sejalan point SDGs kelima yaitu mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan dan anak perempuan.

Muara dari kegiatan ini juga bertujuan mewujudkan goal SDGs keenam yaitu memastikan ketersediaan dan pengelolaan air dan sanitasi yang berkelanjutan untuk semua. Selain itu, tujuan SDGs point ke 11 mengenai menjadikan kota dan pemukiman manusia inklusif, aman, tangguh, dan berkelanjutan adalah hasil akhir dari pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan kualitas situ/waduk. Disadari atau tidak, keberadaan situ/waduk yang dekat pemukiman perkotaan ini memberikan manfaat di antaranya sebagai daerah tangkapan air, pengendali banjir, dan spot wisata yang dapat dikembangkan.

Adanya keterkaitan antara ekosistem darat dan laut, merupakan hal yang bersinggungan dengan poin SDGs ke-14 yaitu melestarikan dan menggunakan secara berkelanjutan samudra, laut, dan sumber daya kelautan untuk pembangunan berkelanjutan. Beberapa situ/waduk yang ada di DKI Jakarta memiliki koneksi dengan kali, sungai, Pengendali Hulu Banjir (PHB) yang ada, artinya cemaran yang masuk ke badan air dapat terbawa menuju laut. Upaya menjaga kebersihan situ/waduk akan berdampak pada perbaikan kondisi ekosistem laut.

Beberapa situ/waduk di DKI Jakarta juga memiliki kandungan biodiversitas yang berharga, tim survei masih menjumpai jenis labi labi, kura kura, ular sanca, biawak yang hidup di situ/waduk. Ada juga dari jenis ikan khas lokal seperti gabus, sepat, betok dan mujair. Upaya pemantauan dan inisiasi pengelolaan terhadap bagian dari ekosistem teresterial ini mendukung poin SDGs ke-15 yaitu melindungi, memulihkan dan mempromosikan pemanfaatan berkelanjutan ekosistem darat, mengelola hutan secara berkelanjutan, memerangi penggurunan, dan menghentikan dan membalikkan degradasi pada lahan dan menghentikan hilangnya keanekaragaman hayati.[my]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *