PPLH IPB University Terlibat Dalam Kajian Lingkungan – PGN
PPLH IPB University telah melakukan kajian lapangan (5-9/12/2022) untuk penyusunan UKL dan UPL (Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan) yang merupakan kerjasama dengan PT Perusahaan Gas Negara (PGN). UKL dan UPL yang sedang disusun ini dalam rangka pengembangan infrastruktur pipa distribusi gas dari Pipa Transmisi Cirebon – Semarang (CISEM) ke Kawasan Industri Kendal (KIK) yang berada di Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah. Kajian lingkungan ini sendiri dibuat sebagai syarat keluarnya persetujuan lingkungan (dahulu namanya ijin lingkungan) sebelum kegiatan pembangunan berlangsung.
Hal ini dibenarkan oleh penanggung jawab operasional kegiatan dari PPLH IPB, Setyo Pambudi Nugroho, “Ya betul, kegiatan ini untuk pengembangan kawasan industri melalui distribusi gas. Jadi PGN kan punya buyer sebagai pemesan gas, investornya sudah ada, sehingga harus dibangun infrastruktur. Pipa distribusi gas akan dipasang dan disambung dari pipa transmisi eksisting Cirebon-Semarang (Cisem) yang berada di ruang milik jalan (rumija) jalan tol. Panjang pipa distribusi gas kurang lebih 8 km ke KIK. Kurang lebih 8 kilo dari sambungan pipa transmisi Cisem yang jalan tol Cirebon-Semarang tadi”, rincinya.
Setyo menambahkan bahwa dokumen tersebut harus dibuat sebelum kegiatan berlangsung. Nantinya, dokumen UKL dan UPL ini sebagai dasar pertimbangan sebelum menerbitkan persetujuan lingkungan. Hal ini dikarenakan, kegiatan memiliki tingkat resiko tinggi. Adapun pembahasannya dilakukan di pusat yaitu Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). “Jadi yang mengeluarkan ijinnya adalah Menteri Lingkungan Hidup, jadi memang selazimnya itu dilakukan sebelum persetujuan lingkungan keluar. Jadi target dari waktu kegiatan ini sampai selesai dan keluar persetujuan lingkungan, sekitar 5 bulan”, pungkasnya.
Tim terdiri dari Rais Sonaji (Ketua Tim), Setyo Pambudi Nugroho, Mursalin Aan, Tri Permadi, Bagus A. Utomo, Wiwid A. Pambudi, Isro, dan Suhendrik. Kajian yang dilakukan dari beberapa aspek diantaranya kualitas udara, kualitas tanah, dan kualitas air permukaan di sekitar lokasi kegiatan pemasangan pipa. Aspek sosial, ekonomi, dan budaya juga dianalisis dalam hal ini. Selain untuk mengetahui persepsi masyarakat dengan adanya kegiatan tersebut, juga untuk melihat profil sosekbud sekitar lokasi rencana kegiatan. Jalur pemasangan pipa distribusi gas ini diuntungkan karena tidak memerlukan pembebasan lahan, mengingat lokasi kegiatan masih masuk dalam areal tanah milik negara.
Menurut Rais Sonaji selaku Ketua Tim, data rona lingkungan yang diambil pada saat ke lapangan diantaranya kualitas udara, tanah, dan air ditetapkan pada titik-titik tertentu yang representatif untuk mewakili area sepanjang jalur pipa. Data lingkungan terkait kondisi kualitas air sumur dan air permukaan, kondisi tanah (kualitas tanah), kondisi kualitas udara dan kebisingan, serta sosial ekonomi budaya akan dianalisis. “jadi, kira-kira ada dampaknya nggak dari rencana kegiatan terhadap komponen lingkungan hidup yang menerima dampak, dengan menampilkan rona lingkungan hidup saat ini, dari awal kita bisa memperkirakan dulu, sejauh mana dampak lingkungannya terutama pada area di sepanjang jalur yang dilewati oleh pipa”.
Kajian lapangan tahap kedua terfokus pada aspek sosial, ekonomi, dan budaya juga telah dilakukan pada 15 hingga 18 Desember 2022. Secara kajian, memang harus ada responden terhadap masyarakat sekitar yang dilewati pipa, pendapat mereka seperti apa terhadap rencana kegiatan. Selain itu, juga dikaji persepsi masyarakat yang menggunakan area jalur pipa di pinggir jalan untuk warung dan bengkel. Hal ini untuk memastikan pada saat konstruksi nanti bisa berjalan dengan baik lancar.[my]