PPLH LPPM IPB University dan Politeknik Caltex Riau (PCR) Inisiasi Kerjasama dalam Pengembangan Monitoring Lingkungan 4.0

Kepala Pusat Penelitian Lingkugan Hidup (PPLH) LPPM IPB University Dr. Yudi Setiawan, S.P., M.Env.Sc menyampaikan materi mengenai pengembangan instrumentasi untuk monitoring lingkungan hidup pada Lokakarya bertajuk “Penyusunan Road Map Pusat Riset di Bidang Lingkungan Hidup”, yang diadakan oleh Program Studi Rekayasa Teknologi Sistem Informatika pada Selasa (15/11) di Politeknik Caltex Riau (PCR), Provinsi Riau.
Pada kesempatan itu Dr. Yudi Setiawan, M.Env.Sc menyampaikan bahwa, tren pengembangan keilmuan di bidang instrumentasi dan teknologi informasi saat ini menyesuaikan dengan kebutuhan akan adanya real time data. Provinsi Riau sendiri merupakan wilayah yang memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, sekaligus kental dengan isu lingkungannya seperti kasus kebakaran hutan, kehilangan lahan gambut, pencemaran minyak, juga kejadian konversi hutan ke kebun sawit.
“Di satu sisi Riau ini isu lingkungannya kental sekali, seperti isu kebakaran hutan, gambut, pencemaran minyak, ada konversi hutan ke kebun sawit. Riau ini masalahnya banyak, tetapi juga punya potensi untuk pengembangan teknologi untuk pemantauan permasalahan lingkungan yang banyak tadi. Hanya saja perlu diarahkan saja (potensinya).” Terang Dr. Yudi.
Sebagai contoh, ketika kita ingin mengembangkan teknologi pemantauan lingkungan dan sumber daya alam secara online monitoring (onlimo) untuk memantau kondisi kualitas air secara real time. Instrumen ini sendiri sangat dibutuhkan oleh pihak dinas lembaga terkait seperti Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). “Akan tetapi, selama ini kebutuhan alat untuk monitoring online didatangkan dari luar dengan harga yang mahal. Ada, tapi mahal”, tambahnya.
Jadi, PPLH IPB dalam hal ini mengetahui kebutuhan klien, misalnya dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) maupun kementerian terkait akan teknologi dan informasi dalam hal pemantauan lingkungan. Disisi lain, PCR juga memiliki material untuk pengembangan teknologinya. Karena, PPLH IPB juga sedang menginisiasi teknologi pemantauan, monitoring dan pengambilan sampel yang sifatnya lebih advance. Sehingga, kedepan, kemungkinan kerjasama antar lembaga PPLH IPB dan PCR dapat segera diwujudkan. Ini sesuai dengan visi misi IPB yang mau mengarah ke konsep Agromaritim 4.0. Idealnya, kita memang harus bisa membuat teknologi ini dari hulu sampai hilir.
“Saya juga diajak keliling ke beberapa laboratorium/bengkel/studio mereka. Alat yang mereka miliki cukup canggih. Kalau biasanya kita membeli sensor dan merakit alat untuk pemantauan untuk konsep online monitoring kualitas lingkungan. Kalau di politeknik ini, punya potensi kemampuan untuk membuat sensornya sendiri. Biasanya, kita beli sensor lalu dirakit. Mereka bisa buat sensornya, membuat sistemnya, mereka juga punya solar panel sebagai cadangan energi alat yang terpasang. Kemudian datanya itu dikirimkan ke server, mereka punya servernya juga. Karena, mereka juga punya jurusan teknik informatika kan ya”, rincinya.
Selanjutnya, tinggal bagaimana menyambungkan keinginan mereka (PCR) dengan kebutuhan dari user teknologi. Dalam hal ini (bisa diawali) dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) nya. Perlu ada komunikasi dengan DLH Riau untuk pengembangan ini. DLH memang sudah jelas membutuhkan monitoring kualitas air (misalnya) yang real time.
Pada kesempatan lokakarya tersebut, Kepala PPLH IPB University didampingi oleh Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan PCR, Kepala LP2M PCR, dan Ketua Prodi Rekayasa Teknologi Informatika.[my]