RISS-AIST Jepang Jajaki Kerjasama dengan PPLH LRI LPI-IPB University Teliti Bambu di Indonesia
Pusat Penelitian Lingkungan Hidup, Lembaga Riset Internasional, Lingkungan dan Perubahan Iklim (PPLH LRI LPI) IPB University menerima kunjungan delegasi dari Research Institute of Science for Safety and Sustainability (RISS) yang merupakan bagian dari AIST (National Institute of Advanced Industrial Science and Technology) dari Tsukuba, Jepang. Tim delegasi langsung diterima dan disambut oleh Kepala PPLH LRI LPI IPB University, Dr. Yudi Setiawan, M.Env.Sc. bersama Sekretaris Pusat, Dr. Liyantono, M.Agr. bertempat di Gedung PPLH IPB University (20/8/2025).
Dr. Kazuya Inoue, selaku perwakilan dari RISS-AIST yang berpusat di Tsukuba, Jepang menyampaikan ketertarikannya untuk melakukan penelitian mengenai bambu secara luas di Indonesia. Hal ini dilatarbelakangi oleh penelitian timnya di wilayah Jepang yang menemukan korelasi antara peningkatan suhu bumi dan kenaikan jumlah kadar isoprene yang ditemukan di atmosfer. Studi yang dilakukannya khusus terhadap rumpun bambu yang telah dipetakan terlebih dahulu, apakah membentuk hamparan hutan bambu atau hanya bersifat patchy.
Oleh karena itu, tiga hal yang ingin dikaji lebih dalam untuk terkait status hutan bambu di Indonesia, yaitu apakah terjadi ekspansi atau penurunan jumlah tegakan atau luasan hutan bambu; kedua, tipe bambu yang tumbuh dan berkembang apakah mengeluarkan jenis VOC seperti isoprene?; ketiga, kemungkinan penelitian kolaborasi internasional apakah yang mungkin bisa dilakukan. “Kami ingin mengetahui kemungkinan tersebut untuk dikaji lebih lanjut,” ungkap Dr. Kazuya Inoue.
Isoprene atau Isoprena sendiri adalah senyawa organik volatil (VOC) dengan rumus kimia C5H8. Senyawa ini dihasilkan secara alami oleh tumbuhan dan juga diproduksi secara sintetis melalui pemrosesan minyak bumi dan batu bara. Isoprena beperan penting dalam proses biologis dan industri, termasuk produksi karet alam dan sintetis. Serta sebagai bahan baku dalam berbagai produk kimia. Bagi tumbuhan, isoprene membantu tumbuhan dalam pertahanan dan komunikasi, serta berperan dalam adaptasi fisiologis terhadap perubahan lingkungan. Isoprena yang dipancarkan oleh tumbuhan dapat berkontribusi pada pembentukan ozon di atmosfer.
Kepala PPLH LRI LPI IPB University, Dr. Yudi Setiawan, menyampaikan bahwa hamparan bambu dalam jumlah yang luas tidak dijumpai dalam jumlah banyak di Indonesia. Akan tetapi, daerah tertentu seperti Pulau Flores memiliki beberapa hamparan bambu yang cukup luas untuk pelaksanaan riset. Kebun Raya Bogor juga memiliki koleksi sejumlah jenis bambu yang dapat diteliti dalam kaitannya dengan potensi perubahan iklim yang disebabkan oleh peningkatan secara alami isoprene di udara. Kondisi ekosistem bambu di Indonesia yang umumnya bersifat patchy dalam spot tertentu dapat dianalisis dengan citra satelit yang lebih detil dengan resolusi tinggi. “Karena bentuk kanopi dari daun bambu dan jenis pohon lain masih dapat dibedakan,” ungkap pakar penginderaan jauh IPB University tersebut.
Dosen sekaligus pakar biomaterial produk kehutanan, Prof. Dr. Lina Karlinasari, M.Sc. dari Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University yang hadir pada kesempatan tersebut juga menyampaikan bahwa terdapat lesson learned terkait penelitian bambu yang pernah beliau lakukan bersama mahasiswa bimbingannya yang berlokasi di Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur, dimana tanaman bambu sangat dijaga keberlangsungannya karena merupakan komoditas yang multi-manfaat. Keunikan bambu di Indonesia adalah pola pertumbuhannya yang bersifat simpodial, dimana batang utama akan berhenti tumbuh, karena perkembangan tunas atau cabang baru di ujungnya. “Hal ini berbeda dengan pola pertumbuhan bambu di Jepang atau China yang umumnya bersifat monopodial,” ungkap Prof. Lina.
Turut hadir pada pertemuan tersebut peneliti muda PPLH LRI LPI IPB University, Luisa Febrina Amalo dan Fikri Sakti Firmansyah; Dosen Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University, Amrina Rosyada; serta Prof. Takahashi Takuya dari School of Environment Science, Department of Environmental Policy and Planning, The University of Shiga Prefecture.[HA]