PPLH IPB University, The Norwegian Institute for Water Research (NIVA), dan The Center for Southeast Asian Studies (CSEAS) Meneliti Sampah Plastik di Sungai Citarum

Sungai Citarum merupakan sungai besar melewati beberapa kota di Provinsi Jawa Barat, membentang dari hulu (Situ Cisanti, Bandung) hingga hilir (Bekasi) sepanjang 270 km dan terbagi dalam 3 zona, yaitu zona hulu, zona tengah zona dan zona hilir (BBWS, 2014). Ada lebih dari 100 anak sungai yang bermuara di Sungai Citarum (BBWS, 2014). Sungai Citarum dimanfaatkan untuk pertanian, irigasi, perikanan, pariwisata, industri, sumber air bersih, sumber air minum, sumber pembangkit listrik, dan lain-lain. Kawasan sekitar Sungai Citarum dan anak-anak sungainya juga digunakan sebagai pemukiman warga.

Sebagai sungai yang memiliki aktivitas domestik dan non domestik, tidak jarang ditemukan limbah dalam jumlah besar, baik di sungai utama maupun anak-anak sungai Citarum, didukung oleh pernyataan WHO bahwa Sungai Citarum merupakan sungai yang paling tercemar di dunia. Penelitian sebelumnya menemukan bahwa sekitar 40-80% sampah laut berukuran besar (ukuran diameter >20 mm) adalah plastik, dan berasosiasi dengan produk makanan dan minuman termasuk botol, tutup botol, tas, sedotan, dan potongan styrofoam (Andrady, 2011). Studi lain juga menemukan bahwa akumulasi sampah plastik di darat dan air tawar menjadi salah satu jalur utama sampah ke lingkungan (Barnes, 2009). Banyak faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya sampah di sungai, salah satunya adalah perubahan musim yang dapat mempengaruhi pengangkutan dan remobilisasi serasah sungai akibat aktivitas hidrodinamika.

Sampai saat ini, masih belum ada penelitian yang menjelaskan seberapa besar kontribusi anak sungai dalam pencemaran utama Sungai Citarum, terutama pencemaran sampah plastik akibat variasi musim. Oleh karena itu, mengingat peran Sungai Citarum yang besar dan dampaknya bagi kehidupan, maka penting dilakukan pemantauan di anak-anak sungai mengenai keberadaan sampah plastik dan seberapa besar kontribusinya dalam pencemaran sungai utama melalui variasi musim. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghitung jumlah sampah plastik yang diangkut ke Sungai Citarum dari anak-anak sungai dengan mempertimbangkan variasi musim.

Penelitian ini dilaksanakan atas kerjasama PPLH IPB, The Norwegian Institute for Water Research (NIVA), dan The Center for Southeast Asian Studies (CSEAS). Juga merupakan bagian dari program ASEAN-Norwegian cooperation project on local capacity building for reducing plastic pollution in the ASEAN region (ASEANO). Program ASEANO melibatkan beberapa institusi dalam melaksanakan penelitian sampah plastik seperti IPB University, Universitas Indonesia, Universitas Padjadjaran, dan LIPI Limnologi. Hasil penelitian oleh berbagai institusi tersebut diharapkan dapat membangun kapasitas untuk mengatasi polusi plastik dari sumber-sumber utama di kawasan ASEAN melalui peningkatan pengetahuan tentang sumber, pelepasan, transportasi, dan polusi plastik.

SDGs yang tercakup dalam penelitian ini adalah:

SDG 3: 3.9. Substantially reduce the number of deaths and illnesses from hazardous chemicals and air, water and soil pollution and contamination

SDG 6: 6.3. Improve water quality by reducing pollution, eliminating dumping and minimizing release of hazardous chemicals and materials, halving the proportion of untreated wastewater and substantially increasing recycling and safe reuse globally

SDG 11: 11.6. Reduce the adverse per capita environmental impact of cities, including by paying special attention to air quality and municipal and other waste management

SDG 14: Life below water, Conserve and sustainably use the oceans, seas and marine resources for sustainable development