Kajian Erosi di Sekitar Area Suban Gas Plant, Lapangan Suban, Blok Corridor, ConocoPhillips (Grissik) Ltd.

Kajian Erosi di Sekitar Area Suban Gas Plant, Lapangan Suban, Blok Corridor, ConocoPhillips (Grissik) Ltd.

ConocoPhillips (Grissik) Ltd. atau biasa disebut CPGL merupakan salah satu Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dari SKK Migas yang mempunyai mandat untuk mengelola lapangan migas di Blok Corridor, Provinsi Sumatera Selatan.

Lapangan Suban merupakan salah satu lapangan pengembangan CPGL di Blok Corridor. Terdapat fasilitas pemrosesan gas, yaitu Suban Gas Plant/SGP di lapangan tersebut. Sampai saat telah dilakukan beberapa aktivitas pembukaan lahan maupun konstruksi untuk pengembangan. Sebagaimana kita tahu, dampak lingkungan dari aktivitas pembukaan lahan, antara lain adanya peningkatan erosi dan sedimentasi.

Sebagai wujud kepedulian dan rasa tanggung jawab yang tinggi dari pihak perusahaan terhadap kelestarian lingkungan hidup, maka CPGL bekerjasama dengan PPLH-IPB melakukan kajian kemungkinan kejadian erosi di sekitar area Suban Gas Plant.

Metode kajian yang dipergunakan, yaitu identifikasi daerah tangkapan air (catchment area) mengunakan Model SWAT (Soil and Water Assessment Tool) dan prediksi erosi mengunakan persamaan USLE (Universal Soil Loss Equation).

Hasil analisis model SWAT, terbentuk 6 sub catchment (SC) di sekitar area SGP. Kondisi lahan pada catchment area di sekitar SGP, antara lain topografi lahan dominan datar ( 76,52%) dan landai (21,47%). Penggunaan lahan didominasi oleh hutan sekunder (36,38%), hutan primer (29,48%), dan kebun kelapa sawit (9,06%). Jenis tanahnya adalah Tropudults 100%.

Hasil prediksi nilai erosi tanah pada level catchment area dianalisis berdasarkan tutupan lahan. Nilai prediksi erosi paling tinggi dihasilkan dari tutupan lahan terbuka dan yang paling rendah dari tutupan hutan sekunder. Secara umum erosi pada area hutan tersebut cukup kecil karena tutupan lahan hutan masih mendominasi. Lahan yang terbuka pada dasarnya dapat meningkatkan erosi dan aliran permukaan (run off), tetapi jika tertutup bangunan lebih cenderung run off saja yang akan meningkat (erosi sangat kecil bahkan nol).

Perlu diketahui juga bahwa terjadinya pendangkalan atau sedimentasi yang diakibatkan oleh erosi, tidak semata disebabkan oleh erosi dari satu area dan kegiatan saja, namun juga berasal dari kontribusi di area lainnya yang masih satu catchment dan satu aliran.

Rekomendasi yang dihasilkan berdasarkan hasil kajian ini antara lain:

  1. Meminimalisasi pembukaan lahan hanya sesuai kebutuhan.
  2. Melakukan pengelolaan lahan terbuka dan lahan dengan topografi miring sesuai kaidah Konservasi Tanah dan Air (KTA).
  3. Menyiapkan prosedur dalam melakukan pembukaan lahan misalnya dengan membuat perangkap sedimen (sediment trap).
  4. Memperhatikan pengelolaan dan penempatan tanah cutting dan tanah galian, agar tidak terbawa air larian (run off) masuk ke saluran drainase.

Tujuan Kegiatan

Tujuan dari dilaksanakan kegiatan ini sebagai berikut:

  • Mengidentifikasi daerah tangkapan air (catchment area) berbasiskan arah aliran dari topografi lahan.
  • Memprediksi erosi pada beberapa sub catchment (SC) berdasarkan tutupan lahan yang ada.
  • Memberikan evaluasi secara umum adanya aktivitas konstruksi.
  • Merumuskan rekomendasi dalam melakukan pengelolaan lahan

Manfaat untuk Masyarakat & Lingkungan

Kegiatan ini memiliki manfaat bagi masyarakat dan lingkungan sekitar antara lain:

  • Memberikan gambaran penjelasan bahwa dampak erosi dan sedimentasi itu bersumber tidak hanya dari satu lokasi dan kegiatan, melainkan dampak dari semua area dan kegiatan yang terdapat pada daerah tangkapan air yang sama.
  • Memberikan informasi tentang pentingnya pengelolaan lahan yang berdasarkan kaidah konservasi.
  • Memberikan pemahaman bahwa menjaga kelestarian lingkungan hidup merupakan kewajiban dan tanggung jawab bersama, baik secara personal, komunitas, masyarakat, perusahaan, maupun pemerintah.
  • Memberikan masukan peningkatan pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup, baik oleh masyarakat maupun perusahaan, sehingga kualitas lingkungan hidup dapat menjadi yang lebih baik.

Personil yang terlibat

Personil PPLH-IPB yang terlibat antara lain mempunyai latar belakang keahlian pada pengelolaan lingkungan, hidrologi, tanah, dan sumber daya lahan. Nama-nama personil tim yaitu:

  • Prof. Dr. Hefni Effendi, M.Phil. (Ketua Tim).
  • Dr. Sri Malahayati, S.P., M.Si. (Ahli Hidrologi dan Pengelolaan DAS).
  • Setyo Pambudi Nugroho S.P., M.Si. (Ahli Tanah dan Sumber Daya Lahan).
  • Gilang Munggaran, S.P., M.Si.  (Ahli Pemetaan dan GIS).

SDGs yang Terkait

Beberapa SDGs (Sustainable Development Goals) yang terkait dalam kegiatan ini antara lain:

  • Goal 13: Climate action. Salah satu rekomendasi dari kajian ini adalah meminimalisasi pembukaan lahan dan mempertahankan tutupan vegetasi. Hal ini merupakan salah satu cara dalam penanganan perubahan iklim global. Semakin banyak upaya dalam mempertahankan tutupan lahan vegetasi, maka secara tidak langsung menyelamatkan kondisi iklim global dari kerusakan.
  • Goal 15: Life on land. Melakukan berbagai tindakan pengelolaan lahan yang konservatif merupakan salah satu cara mencapai tujuan dalam memelihara ekosistem darat. Mempertahankan tutupan vegetasi dapat melindungi keanekaragaman hayati. Tindakan pencegahan erosi dan sedimentasi dilakukan untuk mengurangi dan mencegah degradasi lahan, sehingga mendukung keberlanjutan ekosistem darat.
  • Goal 17: Partnerships for the goals. Pengelolaan lahan yang baik untuk pencegahan erosi dan sedimentasi dilakukan berbasiskan daerah tangkapan air (cathment area). Koordinasi yang baik antara area hulu dan hilir sangat diperlukan, sehingga kemitraan atau kerjasama dibutuhkan agar tujuan kelestarian lingkungan dapat terwujud.