Tim PPLH IPB Teliti Keanekaragaman Hayati Vegetasi dan Fauna (Mamalia dan Burung) Teresterial di Pantai Utara Jawa

Tim PPLH IPB Teliti Keanekaragaman Hayati Vegetasi dan Fauna (Mamalia dan Burung) Teresterial di Pantai Utara Jawa

Bersamaan dengan kegiatan Program REMAJA (Restorasi Mangrove Pantai Utara Jawa Bagian Barat), Tim Peneliti dari PPLH IPB juga melakukan pemantauan keanekaragaman hayati meliputi vegetasi dan fauna teresterial (mamalia dan burung) di Kawasan Pantai Utara Jawa Bagian Barat pada 1 hingga 12 September 2022. Tim PPLH IPB yang terlibat yaitu Eko Adhiyanto,S.Hut. (Tenaga Ahli Fauna dan Vegetasi Hutan) didampingi oleh peneliti PPLH IPB lainnya yaitu Marfian Dwidima Putra, S.Pi., M.Si., Farah Fakhriyatun Mufidah S.Hut., Dennis Septiandi Indrawan, S.Hut., Kania Gita Lestari, S.Hut., M.Si., Wahyuni Hardiyanti S.Hut., dan Wahhab Abdul Fattah Al Aziz, S.Hut.

Untuk kegiatan REMAJA dilakukan sebagai bentuk penghijauan lingkungan pesisir untuk pencapaian Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) mitra kerjasama PPLH IPB yaitu Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ). Output yang diharapkan yaitu adanya peningkatan luasan area tanam mangrove oleh masyarakat yang terlibat, untuk pengelolaan lingkungan di area sekitar kegiatan PHE ONWJ. Disatu sisi, area mangrovenya semakin luas, disisi lain, ada dampak positif yang bisa dirasakan oleh masyarakat pesisir. Untuk monitoring jenis dan kekayaan yang ada disana, meliputi fauna yaitu burung dan mamalia. Fauna teresterial yang diamati utamanya adalah burung. Termasuk vegetasi pohon yang membentuk ekosistem teresterial di pesisir. Kegiatan ini diinisiasi sejak 2017, mulai intensifnya pada tahun 2018 per tahun hingga 2022.

Kegiatan ini merupakan bentuk kerja sama PPLH IPB University dengan PHE ONWJ dalam pendampingan PROPER dalam pengelolaan lingkungan, sehingga kegiatan monitoring ini rutin dilakukan setiap tahun untuk dapat mengetahui dan mengevaluasi perkembangan jenis maupun fauna yang berada di wilayah area program yang termasuk ke dalam wilayah kerja PHE ONWJ. Target dan tujuan yang diharapkan dalam kegiatan ini diantaranya kelengkapan data inventarisasi jenis dan fauna untuk menunjang komponen penilaian kinerja perusahaan PHE ONWJ tahun 2022, sebagai bentuk beyond compliance PHE ONWJ dalam menjaga dan melestarikan lingkungan serta masyarakat di area wilayah kerja perusahaan.

Tim Temukan Fauna Yang Dilindungi

Menurut Tenaga Ahli PPLH IPB Eko Adhiyanto, S.Hut., jumlah jenis satwa liar berupa burung yang dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) no. 7 tahun 1999 dan Permen KLHK No. P 106 Tahun 2018 yang persebarannya luas diantaranya yaitu Raja Udang Biru (Alcedo coerulescens), Kuntul Kecil (Egretta garzetta), Kipasan Belang (Rhipidura javanica), dan Cekakak Sungai (Todiramphus chloris). Jenis burung yang dilindungi yang persebarannya sempit yaitu Gagak Kampung (Corvus macrorhynchos), Dara Laut Tiram (Gelochelidon nilotica), Dara Laut Tengkuk Hitam (Sterna sumatrana), dan Dara Laut Jambul (Thalasseus bergii). Burung yang diamati sebagian besar merupakan burung yang mendiami wilayah pesisir. Beberapa diantara burung yang ditemukan tersebut merupakan burung yang bermigrasi. Keberadaan burung migrasi tersebut merupakan bioindikator bahwa lingkungan pantai yang ditempati masih menyediakan makanan yang cukup untuk burung-burung tersebut.

Kendala yang dialami tim selama pengamatan di lapangan diantaranya, perubahan cuaca yang signifikan dari yang bermula cerah kemudian turun hujan yang cukup besar menjadi tantangan tim flora dan fauna pada saat sedang pengamatan, karena tidak adanya tempat berteduh dan tetap melakukan pengamatan dalam kondisi hujan, fauna yang ditemukan juga terkadang sedikit karena sedikitnya burung yang ditemukan pada kondisi hujan. Selain itu, perjalanan juga sempat terganggu karena akses jalan yang terputus sehingga hanya bisa diakses dengan jalan kaki. Tim sempat  menunda pengamatan akibat cuaca buruk. Kondisi ombak yang tinggi (pada saat pengamatan burung di pulau) juga menjadi kendala pada saat kegiatan di lapangan, karena harus menghentikan kegiatan untuk menghindari resiko yang lebih serius.[my]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *