Tim Selam PPLH IPB University Mengobservasi Terumbu Karang di Laut Karawang

Tim Selam PPLH IPB University Mengobservasi Terumbu Karang di Laut Karawang

Pasca kejadian tumpahan minyak di perairan utara Karawang, Jawa Barat pada bulan April 2021. Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) IPB University dipercaya melakukan kajian lingkungan terkait dampak dari tumpahan minyak tersebut. Pengamatan terumbu karang merupakan salah kajian yang dilakukan oleh tim selam PPLH IPB yang didampingi oleh tim dari Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Penyelaman oleh Tim selam PPLH IPB University

Penyelaman untuk mengamati terumbu karang dilakukan pada tanggal 21-22 Mei 2021 di perairan Dusun Tangkolak Desa Sukakerta, Desa Sukakerta, Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang. Pengamatan terumbu karang tersebut diketuai oleh Dr. Wazir Mawardi yang juga merupakan dosen dari Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, IPB University. Beliau menyebutkan bahwa kondisi terumbu karang di desa tersebut dalam keadaan baik pasca kejadian tumpahan minyak.

“Terumbu karang yang ada di Karawang kondisinya masih bagus. Namun, beberapa kegiatan masyarakat seringkali dapat merusak keindahan terumbu karang seperti penangkapan ikan yang tak ramah lingkungan, juga kegiatan memburu harta karun laut dari muatan kapal jaman Hindia-Belanda yang tenggelam”

-Dr. Wazir Mawardi, Peneliti IPB University
Ekosistem terumbu karang di laut Karawang

Ketua Kelompok Sadar Wisata yaitu Bapak Tayanto juga mengaku saat masih muda dahulu dia sering mengambil keramik, koin-koin, bahkan lonceng dari kapal jaman VOC yang tenggelam. Beliau menuturkan bahwa barang-barang tersebut dijual hingga luar negeri. Koin-koin temuannya pun dijual perkilo dengan kisaran harga dua ratus ribuan. Namun sekarang kegiatan itu sudah beliau hentikan karena sadar apabila hal itu masih dilakukan, maka kekayaan sejarah akan hilang tak ada bekasnya. Untuk sekarang ini kegiatan penyelaman mengenai Barang Muatan Kapal Tenggelam (BMKT) telah di koordinasikan dengan Pemda Karawang dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), sehingga diharapkan tidak ada lagi harta karun yang hilang.